KUMPULAN MAKALAH
METODOLOGI PENELITIAN
DOSEN PENGAMPU : MAMIK ROSITA, M.Pd.I
OLEH
SEMESTER V
PROGAM SARJANA (S1), JURUSAN
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH
AL URWATUL WUTSQO
JOMBANG 2011/ 2012
EPENELITIAN KUANTITATIF
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Penggunaan pendekatan dalam sebuah penelitian didasarkan
pada tujuan dari itu sendiri, namu belakangan ini sebuah metode penelitian kwalitatif
yang mulai diperkenalkan pada tahun 1990 mulai banyak dilirik sebagai metode
yang modern apabila dibnading dengan metode penelitian kuantitatif yang
dianggap sebagai metode tradisional, tentu saja kita harus memilih metode yang
sesuai dengan tujuan penelitian kita.
Metode
penelitian kuantitatif memiliki cakupan yang sangat luas. Secara umum, metode
penelitian kuantitatif dibedakan atas dua dikotomi besar, yaitu eksperimental
dan noneksperimental. Eksperimental dapat dipilah lagi menjadi eksperimen
kuasi, subjek tunggal dsb. Sedangkan noneksperimental berupa deskriptif,
komparatif, korelasional, survey, ex post facto, histories dsb.
1.2
Berdasarkan
latar belakandi atas, maka muncullah beberapa masalah ang menyangkut dengan
jenis jenis penelitian diantaranya:
1. Apasaja jenispenelitian dilihat dari pendekatan
analisisnya?
3. Apa saja jenis pendekatan dalam pendekatan dalam
penelitian kuantitatif?
4. BAgaimana tahapan penelitian kuantitatif
1.3
Tujuan
Dari
rumusan masalah di atas, setelah membahas makalah tentag jenis-jenis penelitian
diharapkan mahasiswa mampu :
1.
Mahasiswa
mengetahui tentang jenis penelitian dilihat dari pendekatan analisisnya.
2.
Mahasiwa
mengetahui paradigma penelitian kuantitatif.
3.
Mahasiswa
mengerti tentang jenis pendekatan dalam
pendekatan dalam penelitian kuantitatif.
4.
Mahasiwa
mengerti tahapan penelitian kuantitatif.
5.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Jenis-jenis
Penelitian dilihat dari Pendekatan analisnya
Macam penelitian dapat pula dibedakan dari
“bentuk” datanya, dalam arti data berupa data kuantitatif atau data kualitatif.
Data kuantitatif diartikan sebagai data yang berupa angka yang dapat diolah
dengan matematika atau statistik, sedangkan data kualitatif adalah sebaliknya
(yaitu: datanya bukan berupa angka yang dapat diolah dengan matematika atau statistik). Meskipun demikian, kadang
dilakukan upaya kuantifikasi terhadap data kualitatif menjadi data kuantitatif.
Misal, persepsi dapat diukur dengan membubuhkan angka dari 1 sampai 5.
Metode kuantitatif dinamakan metode
tradisional, karena metode ini sudah cukup lama digunakan sehingga sudah
mentradisi sebagai metode untuk penelitian. Metode ini disebut sebagai metode
positivistic karena berlandaskan pada filsafat positivism. Metode ini sebagai
metode ilmiah karena telah memenuhi kaidah-kaidah ilmiah yaitu
kongkrit/empiris, obyektif, terukur, rasional, dan sistematis. Metode ini juga
disebut sebagai metode discovery, karena dengan metode ini dapat ditemukan dan
dikembangkan iptek baru. Metode ini disebut metode kuantitatif karena data
penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistic.2
Penelitian yang datanya berupa data
kuantitatif disebut penelitian kuantitatif. Dalam penelitian seperti itu,
sering dipakai statistik atau pemodelan matematik. Sebaliknya, penelitian yang
mengolah data kualitatif disebut sebagai penelitian kualitatif. Berkaitan
dengan macam paradigma (positivisme, rasionalisme, fnomenologi) yang dibahas di
bagian berikut, macam penelitian dapat dikombinasikan, misal: penelitian
rasionalisme kuantitatif, penelitian rasionalisme kualitatif (misal: penelitian
yang mengkait pola kota atau pola desain bangunan).4 Penelitian kuantitatif memiliki
ciri-ciri yang menonjol, yaitu :
1. Adanay Hipotesis
2. Adanya pengunaan alat
ukur yang jelas
3. Adanya rumusan normatif
matematis
4. Adanya pengujian
hipotesis
5. Adanya analisis
stastitiska
6. Adanya roses generalisasi
2.2 Paradigma penelitian Kuantitatif
Paradigma penelitian merupakan
kerangka berpikir yang menjelaskan bagaimana cara pandang peneliti terhadap
fakta kehidupan sosial dan perlakuan peneliti terhadap ilmu atau teori.
Paradigma penelitian juga menjelaskan bagaimana peneliti memahami suatu
masalah, serta criteria pengujian sebagai landasan untuk menjawab masalah
penelitian (Guba & Lincoln, 1988: 89-115). Secara umum, paradigma
penelitian diklasifikasikan dalam 2 kelompok yaitu penelitian kuantitatif dan
penelitian kualitatif (Indiantoro & Supomo, 1999: 12-13). Masing-masing
paradigma atau pendekatan ini mempunyai kelebihan dan juga kelemahan, sehingga
untuk menentukan pendekatan atau paradigma yang akan digunakan dalam melakukan
penelitian tergantung pada beberapa hal di antaranya (1) jika ingin melakukan
suatu penelitian yang lebih rinci yang menekankan pada aspek detail yang kritis
dan menggunakan cara studi kasus, maka pendekatan yang sebaiknya dipakai adalah
paradigma kualitatif. Jika penelitian yang dilakukan untuk mendapat kesimpulan
umum dan hasil penelitian didasarkan pada pengujian secara empiris, maka
sebaiknya digunakan paradigma kuantitatif, dan (2) jika penelitian ingin
menjawab
pertanyaan
yang penerapannya luas dengan obyek penelitian yang banyak, maka paradigma
kuantitaif yang lebih tepat, dan jika penelitian ingin menjawab pertanyaan yang
mendalam dan detail khusus untuk satu obyek penelitian saja, maka pendekatan
naturalis lebih baik digunakan. Hasil penelitian akan memberi kontribusi yang
lebih besar jika peneliti dapat menggabungkan kedua paradigma atau pendekatan
tersebut. Penggabungan paradigma tersebut dikenal istilah triangulation.
Penggabungan kedua pendekatan ini diharapkan dapat memberi nilai tambah atau
sinergi tersendiri karena pada hakikatnya kedua paradigm mempunyai
keunggulan-keunggulan. Penggabungan kedua pendekatan diharapkan dapat
meminimalkan kelemahan-kelemahan yang terdapat dikedua paradigma.
Paradigma
kuantitatif menekankan pada pengujian teori melalui pengukuran variabel
penelitian dengan angka dan melakukan analisis data dengan prosedur statistik.
Penelitian yang menggunakan pendekatan
2.3 Jenis pendekatan dalam penelitian
kuantitatif
Dalam penelitian
kuantitatif juga menggunkan berbagai macam metode yang dapat digunakan dalam
penelitian, pendekatan atau metode yang digunakan dalam penelitian dipilih
sesuai dengan tujuan dari penelitian tersebut, diantara pendekatan-pendekan
yang akan dikupas dalm makalah ini adalah diantaranya pendekatan Deskriptif,
komparatif, Asosiatif, Penelitian eksperiment, Penelitian Expost Facto ( kausilitas) dan Penelitian survey.
2.3.1 Deskriptif
Penelitian Deskriptif adalah
sesuatu penelitian yang diupayakan untuk mencandra atau mengamati permasalahan
secara sistematis dann akurat mengenai fakta dan objek tertentu. Penelitian deskriptif ditujukan untuk memaparkan
dan menggambarkan dan memetakann fakta-fakta berdasarkan cara pandang atau
kerangkaa berfikir tertentu deduktif yang bertujuan untuk menguji hipotesis
merpakan penelitian yang menggunakan paradigma kuantitatif. Paradigma ini
disebut juga dengan paradigma tradisional (traditional), positivis (positivist),
eksperimental (experimental), atau empiris (empiricist). Jenis penelitian yang termasuk dalam
paradigma penelitian kuantitatif dibedakan berdasarkan tujuan penelitian dan
karakteristik masalah.
Penelitian deskriptif bertujuan
untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis,
faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antara
fenomena yang diselidiki.
2.3.2. Komparatif
Penelitian komparatif adalahpenelitian yang
dilakukan untuk menggambarkan dua atau lebih fakta dan sifat objek yang
diteliti. Penelitiaan dilakukan dengan membandingkan persamaan dan perbedaan
dua atau lebih fakta tersebut berdasarkan kerangka berfikir tertentu.
Penelitian ini ditujukan untuk membuat generalisasi tingkat perbandingan
berdasarkan cara pandang atau kerangka berfikir tertentu. Hal ini karena tujuan dan sifatnya, penelitian komparaif
dilakukan terhadap dua atau lebih variable penelitian.
Penelitian Kausal-Komparatif,merupakan
tipe penelitian dengan karakteristik masalah berupa sebab akibat antara 2
variabel atau lebih. Penelitian ini merupakan tipe penelitian ex post facto.
2.3.3 Asosiatif ( korelatif)
Penelitian korelasi berkaitan dengan pengumpulan
data untuk menentukan ada atau tidaknya hubungan anntara dua variabel atau
lebih dan tingkat hubungannya. Setelah dat dihimpun dan disusun secar
sistemaatis, study korelasional berupaya mencari hubungan di antara
variable-variabel yang diteliti. Study korelasional ditujukan untuk meneliti
sejauh mana variable pada satu factor berkaitan dengan variable pada factor
lainnya. Jika hanya dua variable yang dihubungkan, Study korelasi tersebut
disebut korelasisederhana. Adapaun jika lebih dari dua buah variable yang
dihubungkan disebut korelasi berganda ( Mulpiple correlation)( M. Iqbal Hasan,
2002: 23)
2.3.4 Penelitian Eksperiment
Metode eksperiment adalah satu-satunya metode
penelitian yang dianggappaling tepat untuk menguji hipotesis mengenai hubungan
sebab akibat. Secara sistematis dan logis, metode ini menjawab pertanyaan,
“Jika penylidikan dilakukan pada kondisi-kondisi yang dikontrol dengan teliti,
apakah yang akan terjadi?” (Sumanto, 1995: 113). Metode eksperimental merupakan
metode penelitian yang mmungkinkan peneliti memanipulasikan variable dan
meneliti akibat-akibatnya. Pada metode ini, variable-variabel dikontrol
sedemikian rupa sehingga variable luar yang mungkin mempengaruhi dapat
dihilangkan.
Inti
penelitian eksperimen adalah upaya mengamati dan mengukur hasil manipulasi
peneliti terhadap situasi dan objek
tertentu. Penelitian eksperiment ditandai oleh tiga hal penting, yaitu:
1. Adanya manipulasi terhadap objek penelitian untuk mengubah keadaan tertentu
scara sistematis; 2. Adanya observasi untuk mengamati dan mengukur hasil
manipulasi; 3. Adanya control yang mengendalikan kondisi –kondisi penelitian
ketika berlangsungnya manipulasi (M. Iqbal Hasan, 2002: 24)
Penelitian Eksperimen,merupakan
tipe penelitian dengan karakteristik masalah yang sama dengan penelitian kausal
komparatif, tetapi dalam penelitian eksperimen peneliti melakukan manipulasi
atau pengendalian (control) terhadap setidaknya satu variable
independen.
2.3.5 Penelitian Expost Facto ( kausilitas)
Penelitian
dengan rancangan ex post facto sering disebut dengan after the fact.
Artinya, penelitian yang dilakukan setelah suatu kejadian itu terjadi. Disebut
juga sebagai restropective study karena penelitian ini merupakan
penelitian penelusuran kembali terhadap suatu peristiwa atau suatu kejadian dan kemudian merunut ke belakang untuk mengetahui
faktor-faktor yang dapat menimbulkan kejadian tersebut. Dalam pengertian
yang lebih khusus, (Furchan, 383:2002) menguraikan bahwa penelitian ex post
facto adalah penelitian yang dilakukan sesudah perbedaan-perbedaan dalam
variable bebas terjadi karena perkembangan suatu kejadian secara alami.
Penelitian ex post facto
merupakan penelitian yang variabel-variabel bebasnya telah terjadi perlakuan
atau treatment tidak dilakukan pada saat penelitian berlangsung, sehingga
penelitian ini biasanya dipisahkan dengan penelitian eksperimen. Peneliti ingin
melacak kembali, jika dimungkinkan, apa yang menjadi faktor penyebab terjadinya
sesuatu.1
Penelitian
eksposfakto merupakan penelitian dengan cara mencari penyebab atas akibat yang
sekarang terjadi atau mencari akibat lanjut dari peristiwa yang telah terjadi.
2.3.6 Penelitian Survey
Penelitian survey digunakan untuk melakukan
penarikan kesimpulan secara umum (generalisasi) dan sampel yang ditentukan.
Dalam penelitian ini, sampel berfungsi sebagai penduga terhadap populasi
penelitian. Pada mumnya penelitian survey menggunakan data yang relative banyak
dan besar, walaupun bukan keharusan (cik Hasan Bisri, 1999:55). Penelitian
survey merupakan penelidikan dengan gerak kearah meluas dan merata. Karena sampel besar yang dihadapi dalam satu
masa tertentu, penelitian ini menghasilkan data kuantitatif yang menggambarkan
secara umum keadaan sampel yang diselidiki. Contohnya adalah penelitian tentang
sebaran Lulusan IAIN Sunan Gunung Jati Dalam lapangan Kerja. Penelitian
survei merupakan penelitian yang datanya dihimpun dengan cara self report,
artinya pihak yang diteliti diminta untuk melaporkan data tentang hal-hal yang
diteliti yang ada pada diri mereka. Oleh karena itu dalam penelitian survey,
pihak yang diteliti disebut dengan istilah responden. Pelaporan data dari
responden dihimpun dengan wawancara (interview) atau dengan cara mengisi
angket (questionnaire).
2.4 Tahapan Penelitian Kuantitatif
Seperti yang telah
diketahui bahwa prinsip dari penelitian adalah memecahkan masalah.
Berdasrkan gambar diatas, Setiap penelitian selalu
diawali dengan adanya masalah, namun masalah yang dibawa peneliti kuantitatif
dan kualitatif berbeda. Dalam penelitian kuantitatif masalah yang dibawa harus
jelas, sedangkan masalah yang dibawa penelitian kualitatif masih bersifat
sementara dan akan berkembang setelah peneliti memasuki lapangan.
Setelah masalah diidentifikasikan, dan dibatasi, maka
selanjutnya masalah tersebut dirumuskan. Rumussan masalah pada umuumnya dinyatakan
dalam kalimat pertanyaan. Dengan pertanyaan ini malka akn dapat memandu penelti
untuk kegiatan penelitian selanjutnya. Berdasarkan rumusan masalah tersebut,
maka peneliti menggunakan berbagai teori untuk menjawabnya. Jadi teori dalam
penelitian kantitatif ini digunakan untuk menjawab rumusan masalah tersebut.
Jawaban terhadap rumusan masalah yang baru menggunakan teori tersebut dinamakan
hipotesis, maka hipotesis dapat diartikan sebagai jawaban sementara terhadap
rumusan masalah penelitian.
Hipotesis
yang masih merupakan jawaban sementara tersebut, selanjutnya akan dibuktikan
kebenarannya secara empiris/ nyata. Untuk itu peneliti melakukan pengumpulan
data. Pengumpulan data dilakukan pada populasi tertentu yang telah
ditetapkanoleh peneliti. Bila populasi terlalu luas, sedangkan peneliti
memiliki keterbatasn waktu, danadan tenaga, maka peneliti dapat menggunakan
sampel yang diambil darin populasi tersebut.
Data
setelah terkumpul selanjutnya dianalisis. Analisis diarahkan untuk menjawab
rumusan masalah dan hipotesis yang telah diajukan. Dalam penelitian kuantitatif
data analis data menggunakan statistic.
Setelah
data dianalisis maka akan didapatkan dat yang berupa kesimpulan, kesimpulan
tersebut akan dicocokan kembali dengan tujuan dari penelitian itu sendiri dan
apakah hasil yang diperoleh dari penelitian tersebut telah sesuai dengan
hipotesa hipotesa yang telah diajukan.
Atau
tahapan secara umum penelitian secara lebih sederhana adalah sebagai berikut.
1. Tahapan perencanaan meliputi
a.
Memilih
masalah yang layak diteliti
b.
Studi
eksplorasi (merumuskan latar belakang masalah)
c.
Merumuskan
dan membatasi masalah, yang mencakup judul dan pertanyaan penelitian
d.
Merumuskan
tujuan dan manfaat penelitian
e.
Mengadakan
study kepustakaann dan merumuskan anggapan dasar
f.
Merumuskan
hipotesis
g.
Merumuskan
metode penelitian atau pengumpulan data yang mencakup.
1) Jenis data
2) Sumber data (lokasi, populasi, dan sampel)
3) Metode dan teknik pengumpulan data
4) Alat analisis data
2. Tahap pelaksanaan meliputi
a.
Pengumpulan
data
b.
Analisis
data (teknik-teknik analisis data, dan pengujian hipotesis)
c.
Penarikan
kesimpulan
3. Tahap pelaporan dan publikasi
a.
Pembuatan
laporan
BAB
III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Macam penelitian dapat pula dibedakan dari
“bentuk” datanya, dalam arti data berupa data kuantitatif atau data kualitatif.
Metode kuantitatif merupakan penelitian
yang menggunakan data penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan
statistic.
Paradigma
kuantitatif menekankan pada pengujian teori melalui pengukuran variabel penelitian
dengan angka dan melakukan analisis data dengan prosedur statistik. Penelitian
yang menggunakan pendekatan.
Dalam
penelitian kuantitatif juga menggunkan berbagai macam metode yang dapt
digunakan dlam penelitian, pendekatan atau metode yang digunakan dalam
penelitian dipilih sesuai dengan tujuan dari penelitian tersebut, diantara
pendekatan-pendekan yang akan dikupas dalm makalah ini adalah diantaranya
pendekatan Deskriptif, komparatif, Asosiatif, Penelitian eksperiment, dan Penelitian Expost Facto ( kausilitas).
Pelaksanaan
melakukan penelitian kunantitatif tidak sama dengan prosedur penelitiab
kualitatif, pelaksanaan penelitian kuantitatif diantaranya, Merusmuskan
masalah, Mengumpulkan sumber sumber yang relevan yang digunakan untuk menyusun
hipotesa-hipotesa, dan kemudian hipotesa tersebut diuuji kebenarannya dengan
melaksanakan penelitian, setelah penelitian dilaksanakan maka dapat ditarik
kesimpulkan untuk mencari hasil dari penelitian kuantitatif.
DAFTAR
PUSTAKA
Arikunto, Suharsini. PROSEDUR
PENELITIAN, Rineka Cipta: jakarta2002.
Sugiyono,
METODE
PENELITIAN KUANTITATIF KUALITATIF DAN R & D, ALFABETA: Bandung,
2010
Kusnandar,
LANGKAH
MUDAH PENELITIAN TIDAKAN KELAS, PT. Rajawali Pers: Jakarta, 2010
Subali ,
Bambang, METODOLOGI PENELITIAN
PENDIDIKAN BIOLOGI (e-book), Universitas Negeri Jogjakarta, 2010
Fahurrahman,
Pupuh, METODE PENELITIAN. Pustaka Setia: Bandung, 2011
prosedur penelitian
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Tanpa adanya penelitian,
pengetahuan tidak akan bertambah maju. Padahal pengetahuan
adalah dasar
semua tindakan dan usaha, jadi penelitian sebagai dasar untuk meningkatkan
pengetahuan ,
harus diadakan agar meningkat pula pencapaian usaha – usaha manusia.
Ada tiga
persyaratan penting dalam mengadakan kegiatan penelitian yaitu : sistematis,
berencana, dan
mengikuti konsep ilmiah. Dan untuk memenuhi persyaratan – persyaratan
tersebut ada
prosedur yang harus dijalani oleh peneliti. Dan ini yang akan berusaha dibahas
oleh sang
penulis dalam makalah ini, semoga apa yang dibahas bisa memberikan pemahaman
kepada para
mahasiswa sebagai calon peneliti
agar dapat menjalankan penelitian dengan baik
sehingga mendapatkan tambahan ilmu pengetahuan yang signifikan dan
berguna bagi diri dan
orang lain.
B.
RUMUSAN MASALAH
A.
Bagaimana Perencanaan dan Prosedur
Penelitian yang mencakup poin – poin berikut?
a. Mengidentifikasi
masalah
b. Penelaah
kepustakaan
c.
Penyusunan hipotesis
d. Variable
e.
Alat pengambilan data
f.
Sampel
g.
Pengumpulan dan pengolahan data
h. Penyusunan
laporan
C.
TUJUAN PEMBAHASAN
A. Mahasiswa
memahami rencana dan prosedur penelitian yang meliputi :
a. Identifikasi
masalah
b. Penelaah
kepustakaan
c.
Penyusunan hipotesis
d. Variable
e.
Alat pengambilan data
f.
Sampel
g.
Pengumpulan dan pengolahan data
h. Penyusunan
laporan
BAB II
PEMBAHASAN
A. PERENCANAAN
DAN PROSEDUR PENELITIAN
1. IDENTIFIKASI
MASALAH
Sebelum
kita menelaah lebih lanjut terlebih dahulu kita cermati pengertian dari masalah
itu sendiri. Masalah adalah kesenjangan antara harapan akan sesuatu yang
seharusnya ada (das sollen) dengan kenyataan yang ada (das sein).
Untuk
meningkatkan kemampuan melihat dan menetapkan suatu masalah yang perlu
diteliti, maka seorang peneliti harus giat mencari masalah dari sumber
sumbernya
Adapun
yang menjadi sumber utama permasalahan ialah:
a) Bacaan
Seseorang peneliti harus
rajin membaca, terutama jurnal – jurnal penelitian atau laporan penelitian.
Karena pada umumnya penelitian ilmiah jarang menjawab permasalahan dengan
tuntas. Bahkan suatu penlitian itu member rekomendasi tertentu untuk diteliti
lebih lanjut.
b) Seminar,
diskusi dan pertemuan ilmiah
Peserta – peserta
seminar, diskusi dan pertemuan ilmiah membawa makalah – makalah yang memecahkan
permasalahan menurut bidangnya masing – masing. Mungkin saja masalah itu perlu
diteliti pula dari segi ilmu yang lain.
c) Pernyataan
dari orang yang memiliki otoritas
Sering dalam ceramah
atau pernyataan seorang pejabat tinggi, misalnya seorang menteri bahwa ada
suatu masalah yang harus dipecahkan. Atau pernyataan ahli – ahli tertentu yang
disiarkan melalui media massa mengenai suatu pemasalahan. Sehingga seorang
peneliti tergugah untuk menelitinya.
d) Pengamatan
sekilas
Mungkin seorang ahli
ketika melakukan perjalanan dinas melihat suatu gejala yang tidak sehat yang
perlu dipecahkan. Untuk pemecahannya harus diadakan penelitian terlebih dahulu.
e) Pengalaman
pribadi
Dari pengalaman pribadi
seorang yang berminat dalam penelitian mungkin muncul suatu pernyataan yang
mendorong ia melakukan penelitian.
f)
Perasaan dan ilham
Dalam benak seorang
peneliti yang sudah berpengalaman, mungkin tiba – tiba muncul suatu pertanyaan
yang mendorong melakukan penelitian. Mungkin saja pertanyaan itu tiba – tiba ia
rasakan ketika ia sedang santai dengan anggota keluarganya.
2. PENELAAH
KEPUSTAKAAN
Pencarian dan penelusuran kepustakaan atau
literature yang berhubungan dengan masalah
penelitian sangat diperlukan. Penelitian tidak dilakukan di ruang kosong
dan tidak pula dapat dikerjakan dengan baik, tanpa basis teoritis yang jelas.
Penelitian kekinian sesungguhnya menelusuri atau meeneruskan peta jalan yang
telah dirintis oleh peneliti terdahulu (Danim Sudarwan, 2001:105)
Dengan membaca dan mengenal pengalaman orang lain,
berarti mencari teori – teori, konsep – konsep, dan generalisasi – generalisasi
yang dapat dijadikan landasan teoritis bagi penelitian yang akan dilakukan itu.
Dalam usaha mengenal pustaka, ada patokan – patokan
yang kiranya dapat dijadikan pedoman:
a) Pelajari
hasil apa yang telah atau pernah didapat oleh orang lain dalam bidang
penelitian yang bersangkutan
b) Pelajari
metode penelitian apa yang telah dipergunakan, termasuk metode pengambilan
contoh, metode pengumpulan data, metode pengolahan data , sumber data, satuan –
satuan, ukuran dan kriteria – kriteria.
c) Kumpulkan
data dari sumber lain yang ada, yang bersangkut paut dengan proyek penelitian
yang akan dikerjakan.
d) Pelajari
faktor – faktor deskriptif dan historis yang ada, yang akan merupakan latar
belakang dari problema yang akan dating.
e) Pelajari
analisis dedukatif dari problema yang teah dilakukan oleh orang lain.
Terdapat banyak sumber literature yang dapat
digunakan dalam penelitian social dan pendidikan. Adapun jenis – jenis sumber
literature / kepustakaan, sebagai berikut:
1) Buku
teks (text book) Dan Tesis, Desertasi.
2) Jurnal
3) Abstrak
dan indeks
4) Media
cetak (Majalah, Surat Kabar Harian)
5) Media
elektronik (TV, Radio, Internet).
3. PENYUSUNAN
HIPOTESIS
Setelah peneliti mengadakan penelaahan yang mendalam
terhadap berbagai sumber untuk menetukan anggapan dasar, maka langkah
berikutnya adalah merumuskan hipotesis.
Secara etimologi hipotesis berasal dari 2 kata yakni
hypo yang artinya dibawah dan thesa yang artinya kebenaran,
sedangkan secara terminologi Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap
masalah penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul.
Hipotesis merupakan suatu pernyataan yang penting
kedudukannya dalam penelitian. Oleh karena itulah maka dari peneliti dituntut
kemampuannya untuk dapat merumuskan hipotesis ini dengan jelas. Seorang ahli
bernama borg yang dibantu oleh temannya Gall (1979:61) mengajukan adanya
persyaratan untuk hipotesis sebagai berikut:
1. Hipotesis
harus dirumuskan dengan singkat tetapi jelas
2. Hipotesis
harus dengan nyata menunjukkan adanya hubungan antara dua atau lebih variabel
3. Hipotesis
harus didukung oleh teori – teori yang dikemukakan oleh para ahli atau hasil
penelitian yang relevan
Ada
3 macam bentuk rumusan masalah da hipotesis penelitian yaitu :
1) Hipotesis
deskriptif (variabel tunggal, mandiri)
Merupakan jawaban
sementara terhadap masalah deskriptif yang berkenaan dengan variable mandiri.
2) Hipotesis
variabel komparatif (variabel
perbandingan)
Ada tiga medel
hipotesis yaitu: hipotesis nol, hipotesis alternative dan hipotesis statistik.
3) Hipotesis
variabel asosiatif (variabel hubungan)
Terdapat hipotesis
kerja dan hipotesis nul, dan dinyatakan dalam kalimat positif dan kalimat
negatif.
Ho: tidak terdapat
hubungan yang signifikan antara kecerdasan emosi dengan
komitmen
organisasi.
Ha: terdapat hubungan
signifikan antara kecerdasan emosi dengan komitmen
4. VARIABEL
Istilah
variabel merupakan istilah yang tidak pernah ketinggalan dalan setiap jenis
penelitian.
Variabel
dapat dibedakan atas yang kuantitatif dan kualitatif. Contoh variabel
kuantitatif misalnya: luas kota, umur, banyaknya jam dalam sehari, dan
sebagainya. Sedangkan contoh variabel kualitatif misalnya: kemakmuran,
kepandaian, dll
menurut
hubungan antara satu variabel dengan variabel yang lain maka macam – macam
variabel dalam pnelitian dapat dibedakan menjadi:
a. Variable
Independen (bebas) : adalah variable yang mempengaruhi atau
yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen .
b. variabel
Dependen (terikat) : Adalah
variable yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variable
bebas.
c.
Variable Moderator : adalah
variable yang mempengaruhi (memperkuat dan memperlemah) hubungan antara
variable independen dengan dependen.
d. Variable
intervening: adalah variable yang secara teoritis mempengaruhi hubungan hubungan
antara variable independen dengan dependen menjadi hubungan yang tidak langsung
dan tidak dapat diamati dan diukur.
e.
Variable Kontrol : adalah
variable yang dikendalikan atau dibuat konstan sehingga hubungan variable
independen terhadap dependen tidak dipengaruhi oleh factor luar yang tidak
diteliti.
5. ALAT
PENGAMBILAN DATA
Secara
umum ada empat macam instrumen pengambilan data data yaitu:
Ø Tes
Adalah serentetan
pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur
keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh
individu atau kelompok.
Di dalam menggunakan
teknik observasi cara yang peling efektif adalah melengkapinya dengan format
atau blangko pengamatan sebagai instrument. Format yang disusun berisi item –
item tentang kejadian atau tingkah laku yang digambarkan akan terjadi. Adapun
mencatat data observasi bukanlah sekedar mencatat, tapi juga mengadakan
pertimbangan kemudian mengadakan penilaian kedalam suatu skala bertingkat.
Ø Wawancara
Esterberg
mendefinisikan interview sebagai berikut “Wawancar adalah merupakan pertemuan
dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui Tanya jawab, sehingga dapat
dikonstruksikan makna dalam suatu topic tertentu.
Secara garis besar ada
dua macam pedoman wawancara:
a)
Terstruktur, yaitu pedoman wawancara
yang hanya memuat garis besar yang akan ditanyakan. Jenis interview ini cocok
untuk penelitian kasus
b)
Terstruktur, yaitu pedoman wawancara
yang disusun secara terperinci sehingga menyerupai check-list.
c)
Semiterstruktur, yaitu wawancara yang
pelaksanaanya lebih bebas bila dibandingkan dengan wawancara terstruktur,
tujuan dari wawancara jenis ini adalah untuk menemukan permasalahan secara
lebih terbuka, dimana pihak yang dimintai wawancara diminta pendapat dan idenya.
Ø Dokumentasi
Yaitu mencari data
mengenai hal – hal atau variabel yang berupa transkrip, buku, surat kabar,
majalah, prasasti, dll.
Dibandingkan dengan
yang lain, maka metode ini agak mudah, dalam arti apabila ada kekeliruan sumber
datanya masih tetapi belum berubah.
Ø Kuesioner
atau angket
Adalah sejumlah
pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden
dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal – hal yang ia ketahui
6. SAMPEL
Sampel
adalah sebagai bagian dari populasi, populasi misalnya penduduk di wilayah
tertentu, jumlah guru dan murid di sekolah tertentu dll
Masalah
sampel dalam suatu penelitian timbul disebabkan hal berikut ini:
a. Penelitian
bermaksud mereduksi objek penelitian sebagai akibat dari besarnya jumlah
populasi, sehingga harus meneliti sebagian saja dari populasi
b. Penelitian
bermaksud mengadakan generalisasi dari hasil – hasil kepenelitiannya, dalam
arti mengenakan kesimpulan – kesimpulan kepada objek, gejala, atau kejadian
yang lebih luas (Sutrisno Hadi, 1980: 70)
Pada prinsipnya ada dua
macam teknik persampelan yang lazim digunakan dalam penelitian yaitu:
1. Probability
Sampling
Probability adalah
pengambilan sampel secara acak (random) dengan memberikan peluang yang sama
seluruh populasi untuk dipilih sebagai sampel penelitian. Untuk mendapat sampel
secara random biasa dilakukan dengan undian atau menggunakan table bilangan
random. Adapun teknik sampling ini meliputi, sebagai berikut:
Ø Pengambilan
Sampel acak / Random Sederhana (Simple Random Sampling)
Pengambilan sampel ini
memungkinkan setiap individu berpeluang untuk menjadi sampel penelitian, dengan
cara rendomisasi atau undian.
Ø Pengambilan
sampel acak berstrata (Stratified Random Sampling)
Teknik pengambilan
sampel yaitu sampel penelitian atau responden ditentukan menggunakan strata
keluarga (Mallo dalam sartika, 1985:123)
Ø Pengambilan
Sampel Menurut Area/Daerah Sederhana (Simple Cluster Sampling)
Untuk melakukan teknik
sampel dengan Simple Cluster Sampling, peneliti mempunyai dua langkah
yaitu: menentukan sampel wilayah kemudian menentukan sampel orang yang mewakili
populasi penelitian.
2. Nonprobability
Sampling
Merupakan pengambilan
sampel yang tidak member peluang yang sama bagi mewakili populasi untuk dipilih
menjadi sampel penelitian, atau pengambilan sampel yang dipilih dengan non
random, biasanya disebut dengan sampel tetap (fixed).
Adapun teknik
persampelan yang selalu digunakan adalah sebagai berikut:
Ø Pengambilan
Sampel Sistematis (systematis sampling)
Dilakukan dengan
sistematis berdasarkan nomor urutan populasi
Ø Pengambilan
sampel tujuan (Purposive Sampling)
Dilakukan berdasarkan
pada karakteristik tertentu yang dianggap mempunyai sangkut paut dengan
karakteristik populasi yang sudah diketahui sebelumnya dengan pertimbangan
tertentu.
Ø Pengambilan
Sampel Quota (Quota Sampling)
Pengambilan sampel dari
populasi sekedar memenuhi jumlah quota yang telah ditentukan dan diinginkan
oleh penelitii sesuai kebutuhan penelitian.
7. PENGUMPULAN
DAN PENGOLAHAN DATA
Setelah data – data diambil kemudian data tersebut
dikumpulkan dan disusun untuk diolah, dan didalam menyusun data ada hal – hal
yang perlu diperhatikan antara lain:
a) Hanya
memasukkan data yang penting dan benar – benar dibutuhkan
b) Hanya
memasukkan data yang persifat objektif
c) Hanya
memasukkan data yang autentik
d) Perlu
dibedakan antara data informasi dengan kesan pribadi responden.
Dalam pengolahan data
kegiatan yang dilakukan adalah:
a) Pengklasifikasian
data, yaitu menggolongkan aneka ragam jawaban itu kedalam kategori – kategori
yang jumlahnya lebih terbatas
b) Koding,
yaitu usaha mengklasifikasikan jawaban – jawaban responden dengan jalan
menandai masing – masing kode tertentu.
c) Tabulasi,
yaitu usaha penyajian data, terutama pengolahan data yang akan menjurus ke
analisis kuantitatif.
8. PENYUSUNAN
LAPORAN
Di dalam menulis
laporan penelitian, kita seperti sedang bercerita. Agar apa yang kita ceritakan
dapat dipahami oleh pembaca, maka harus diperhatikan persyaratan – persyaratan
tertentu.
Penelitian adalah suatu
kerja ilmiah, maka laporan yang dibuat harus mengikuti aturan – aturan
penulisan karya ilmiah.
a) Penulis
laporan harus tahu betul kepada siapa laporan itu ditujukan.
b) Penulis
laporan harus menyadari bahwa pembaca laporan tidak mengikuti kegiatan proses
penelitian. Oleh karena itu langkah demi langkah harus dikemukakan secara jelas
termasuk alasan – alasan mengapa hal itu ia lakukan.
c) Peulis
laporan harus mengemukakan dengan jelas letak dan kedudukan hasil penelitiannya
dalam konteks pengetahuan secara umum.
d) Dalam
menulis laporan, yang dipentingkan adalah jelas dan meyakinkan.
Contoh
format laporan:
1. Halaman
judul
2. Pengantar
kata
3. Daftar
isi
4. Daftar
table
5. Daftar
gambar / ilustrasi atau diagram – diagram
Gambar laporan
Bab I. Pendahuluan
A.
Permasalahan
B.
Rumusan permasalahan
C.
Tujuan penelitian
Bab
II. Penelaah
Kepustakaan/kajian pustaka
A. Penemuan
yang lalu
B. Teori
yang mendasari
C. Ringkasan
dan kerangka piker peneliti
D. Hipotesis
Bab
III. Metodologi
A. Pemilihan
subjek, (populasi, sampel (cuplikan) dan teknik sampling (teknik pencuplikan)
B. Desain
dan pendekatan penelitian
C. Pengumpulan
data
Bab
IV. Pelaksanaan Penelitian
A. Validasi
instrument
B. Analisis
data
C. Hasil
analisis
Bab V. Hasil Penelitian Dan
Pembahasan
A. Hasil
penelitian
B. Pembahasan
C. Diskusi
Bahan
penunjang
A. Kepustakaan
B. Indeks
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
A.
IDENTIFIKASI MASALAH
Adapun yang menjadi sumber utama
permasalahan ialah:
g) Bacaan
h) Seminar,
diskusi dan pertemuan ilmiah
i)
Pernyataan dari orang yang memiliki
otoritas
j)
Pengamatan sekilas
k) Pengalaman
pribadi
l)
Perasaan dan ilham
B.
PENELAAH KEPUSTAKAAN
Adapun
jenis – jenis sumber literature / kepustakaan, sebagai berikut:
1) Buku teks (text book) Dan Tesis, Desertasi.
2) Jurnal
3) Abstrak dan indeks
4) Media cetak (Majalah, Surat Kabar Harian)
5) Media elektronik (TV, Radio, Internet) .
C.
PENYUSUNAN HIPOTESIS
Seorang ahli
bernama borg yang dibantu oleh temannya Gall (1979:61) mengajukan adanya
persyaratan untuk hipotesis sebagai berikut:
1. Hipotesis
harus dirumuskan dengan singkat tetapi jelas
2. Hipotesis
harus dengan nyata menunjukkan adanya hubungan antara dua atau lebih variabel
Hipotesis
harus didukung oleh teori – teori yang dikemukakan oleh para ahli atau hasil
penelitian yang relevan
D.
VARIABEL
Menurut hubungan
antara satu variabel dengan variabel yang lain maka macam – macam variabel
dalam pnelitian dapat dibedakan menjadi:
f.
Variable Independen (bebas)
g. variabel
Dependen (terikat)
h. Variable
Moderator Variable intervening
i.
Variable Kontrol
E.
ALAT PENGAMBILAN DATA
Ø Tes
Ø Observasi
Ø Wawancara
Ø Dokumentasi
Ø Kuesioner
atau angket
F.
SAMPEL
Pada
prinsipnya ada dua macam teknik persampelan yang lazim digunakan dalam
penelitian yaitu:
3. Probability
Sampling
meliputi,
sebagai berikut:
Ø Pengambilan
Sampel acak / Random Sederhana (Simple Random Sampling)
Ø Pengambilan
sampel acak berstrata (Stratified Random Sampling)
Ø Pengambilan
Sampel Menurut Area/Daerah Sederhana (Simple Cluster Sampling)
4. Nonprobability
Sampling
teknik
persampelan yang selalu digunakan adalah sebagai berikut:
Ø Pengambilan
Sampel Sistematis (systematis sampling)
Ø Pengambilan
sampel tujuan (Purposive Sampling)
Ø Pengambilan
Sampel Quota (Quota Sampling)
G.
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
Dalam
pengolahan data kegiatan yang dilakukan adalah:
d) Pengklasifikasian
data
e) Koding
f)
Tabulasi
H.
PENYUSUNAN LAPORAN
Penelitian
adalah suatu kerja ilmiah, maka laporan yang dibuat harus mengikuti aturan –
aturan penulisan karya ilmiah.
e) Penulis
laporan harus tahu betul kepada siapa laporan itu ditujukan.
f)
Penulis laporan harus menyadari bahwa
pembaca laporan tidak mengikuti kegiatan proses penelitian. Oleh karena itu
langkah demi langkah harus dikemukakan secara jelas termasuk alasan – alasan
mengapa hal itu ia lakukan.
g) Peulis
laporan harus mengemukakan dengan jelas letak dan kedudukan hasil penelitiannya
dalam konteks pengetahuan secara umum.
h) Dalam
menulis laporan, yang dipentingkan adalah jelas dan meyakinka
DAFTAR PUSTAKA
Margono. S, Metodologi
Penelitian Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta,2009
Iskandar, Metodologi
penelitian pendidikan dan social (kuantitatif dan kualitatif),
Jakarta:
GP Press, 2009
Arikunto Suharsimi,
prosedur penelitian (suatu pendekatan praktik, Jakarta: Rineka
Cipta,
2006
Sugiyono, Metode
Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif, kualitatif dan
R&D,
Bandung: Alfabeta
VARIABLE
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR
BELAKANG
Variabel
adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi fokus di dalam suatu penelitian.
Menurut F.N. Kerlinger variabel sebagai sebuah konsep. Variabel merupakan
konsep yang mempunyai nilai yang bermacam-macam.
Variable merupakan inti problematika dalam
penelitian, sebab ia merupakan gejala yang menjadi titik perhatian penelitian
untuk diamati. Oleh sebab itu pemahaman secara komplek tentang variable ini
amatlah diperlukan bagi peneliti. Lebih jauh lagi, Arikunto mengatakan bahwa
memahami variable dan kemampuan menganalisis setiap variable adalah merupakan
syarat mutlak bagi setiap peneliti.
Dalam makalah ini akan sedikit membahas mengenai
pengertian variable itu sendiri serta beberapa pembagiannya.
B. RUMUSAN
MASALAH
Berdasarkan penjelasan latar belakang di atas maka
dapat disimpulkan beberapa rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apa
itu Variabel?
2. Ada
berapa macam/jenis variabel?
BAB II
PEMBAHASAN
A. DEFINISI
VARIABEL
Secara
bahasa variabel berasal dari bahasa Inggris ”variable” dengan arti ”ubahan”,”faktor
tak tetap”, atau “gejala yang dapat diubah-ubah”. Secara
teoritis, variabel dapat didefinisikan sebagai atribut seseorang atau obyek
yang mempunyai variasi antara satu dengan yang lain atau satu obyek dengan
obyek yang lain.
Misalkan kepemimpinan antara satu orang dengan orang lain memiliki variasi yang
berbeda, baik itu dalam menerapkan kedisiplinan kerja ataupun dalam penerapan
kebijaka-kebijakannya. Kesemuanya memiliki variasi yang berbeda.
Dari penjelasan-penjelasan tersebut, maka dapat
disimpulkan bahwa variabel adalah suatu nilai atau sifat yang dimiliki oleh
setiap obyek penelitian yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti, dimana dari variasi-variasi tersebut dapat diambil suatu pelajaran
yang nantinya dapat diambil suatu kesimpulan dari penelitian yang dilakukan
oleh sang peneliti.
Arikunto menyatakan bahwa, variabel adalah sebuah
konsep seperti halnya laki-laki dalam konsep jenis kelamin, serta kedisiplinan
dalam konsep kesadaran. Di abagian lain Sugiyono berpendapat bahwa variabel
penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari seseorang atau
kegiatan yang mempunyi variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian diambil suatu kesimpulan.
Dalam versi lain ada pendapat seorang pakar yang
mendefinisikan variable. Menurutnya variabel adalah setiap karakteristik yang
bisa memberikan sekurang-kurangnya dua hasil pengukuran / perhitungan yang
berbeda, serta bisa diklasifikasikan ke dalam sekurang-kurangnya dua klasifikasi
yang berbeda.
Dinamakan variabel karena memiliki suatu variasi
seperti yang telah dicontohkan di atas. Setiap obyek penelitian memiliki
variasi sendiri-sendiri. Jadi, kalau akan memilih variabel penelitian, baik
yang dimiliki obyek maupun lembaga/organisai tertentu, maka harus bervariasi.
Variabel yang tidak memiliki variasi, maka tidak bisa dikatakan sebagai suatu
variabel. Untuk dapat bervariasi, maka penelitian harus didasarkan pada
kelompok sumber data atau obyek yang bervariasi.
B. PEMBAGIAN
VARIABEL
Mengenai pembagian variabel sendiri, para pakar
mempunyai sudut pandang yang berbeda-beda. Sehingga pembagiannya dapat
dibedakan sebagai berikut:
a. Berdasarkan
Hubungan Sebab Akibat Antar Variabel
Menurut hubungan sebab
akibat antara satu variabel dengan variabel yang lain dapat digolongkan sebagai
berikut:
1. Variabel
Independen
Atau sering disebut
variabel bebas. Metode ini didefinisikan sebagai variabel yang mempengaruhi
atau yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel dependen (terikat).
2. Variabel
dependen
Dalam bahasa Indonesia
sering disebut variabel terikat. Yaitu variabel yang dipengaruhi atau yang
menjadi akibat karena adanya variabel bebas.
Dari pengertian kedua
variabel di atas dapat dicontohkan sebagai berikut:
Pengaruh Komitmen Kerja
terhadap Produktifitas Kerja.
-
Komitmen Kerja => Variabel Independen
-
Produktifits Kerja => Variabel
dependen
3. Variabel
moderator
Adalah variabel yang
mempengaruhi, bisa memperkuat ataupun memperlemah variabel Independen dengan
variabel Dependen. Variabel ini sering disebut variabel kedua. Berdasarkan
contoh di atas, Pengaruh Komitmen Kerja akan lebih baik terhadap Produktifitas
Kerja kalau mempunyai pemimpin yang berkompetensi, dan begitu pula sebaliknya.
Dari contoh tersebut maka Pemimpin adalah contoh variabel moderator.
4. Variabel
intervening
Variabel
intervenning adalah variabel yang secara teoretis mempengaruhi hubungan variabe
independen dan dependen menjadi hubungan yang tidak langsung yang tidak dapat
diamati serta diukur. Variabel ini adalah variabel penyela (terletak diantara
variabel independen dengan variabel dependen). Sehingga variabel tidak langsung
mempengaruhi berubahnya atau timbulnya variabel dependen. Contoh: Pengaruh
Komitmen Kerja => Kepemimpinan => Hubungan Antar Karyawan =>
Produktifitas Kerja.
Pada contoh di atas
hubungan antara karyawan kurang baik/kurang baik, tetap akan menghasilkan
produktifitas tetap akan menghasilkan produktifitas kerja yang tinggi jika
komitmen kerja tinggi.
5. Variabel
kontrol
Adalah
variabel yang dikendalikan atau yang dibuat konstan sehingga pengaruh variabel
independen terhadap variabel dependen tidak dipengaruhi oleh faktor luar yang tidak
diteliti. Variabel kontrol sering digunakan peneliti bila aklan melakukan
penelitian yang bersifat membandingkan (komparatif). Contoh: Studi Komparatif
antara Komitmen Kerja perusahaan A dengan perusahaan B. Dari studi ini variabel
kontrol yang digunakan sama, misalnya fasilitas, gaji pegawai dan lain-lain.
Dengan adanya variabel kontrol tersebut maka besarnya pengaruh komitmen kerja
terhadap produktifitas kerja dapat diketahhui lebih pasti.
b. Berdasarkan
Obyek Penelitian
Berdasarkan obyek
penelitiannya, Arikunto membagi variabel menjadi dua yatu:
1. Variabel
Kualitatif
Bentuk variabel kualitatif :
1.
Tanpa Peringkat
Contoh : a. Etnik : Sunda, Jawa, Batak,
b. Gender : Laki-laki, Perempuan
2.
Berperingkat
Contoh : a. Kelas 1, kelas 2, kelas
3,dst.
b. Ranking 1, ranking 2, ranking 3
2. Variabel
Kuantitatif
Variabel kuantitatif
dapat dibagi lagi menjadi dua, yaitu:
1. Variabel
Diskrit
Atau disebut juga
variabel nominal atau variabel kategorik kiarena hanya hanya dapat
dikategorikan ke dalam kedua kutub yang berlawanan yakni “Ya” atau “Tidak’.
Angka-angka dalam variabel ini digunakan untuk menghitung serta
mengkategorikan “Ya” atau “Tidak’ nya.
2. Variabel
Kontinu
Variabel ini dipisah
menjadi variabel kecil, yaitu:
a. Variabel
Ordinal
Yaitu variabel yang
menunjukkan tingkatan-tingkatan. Variabel ini biasa disebut variabel “lebih
kurang” karena yang satu mempunyai kelebihan dibanding yang lain. Misalnya:
panjang, kurang panjang, pendek dan lain-lain.
b. Variabel
Interval
Yaitu variabel yang jarak, jika
dibanding dengan variabel lain sedang jarak itu sendiri dapat diketahui dengan
pasti. Misalkan: Suhu udara di luar 310 C, sedang suhu tubuh obyek
peneliti 370 C, maka selisih suhu adalah 60 C.
c. Variabel
Ratio
Yaitu Variabel
perbandingan. Variabel ini dalam hubungan antar sesamanya merupakan sekian
kali.
Contoh: berat pak Karto
70 kg, sedangkan anaknya 35 kg, jadi, berat pak Karto 2 kali berat anaknya.
c. Berdasarkan
sifatnya
Ditinjau
dari sifat yang dimiliki, variabel dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
1. Variabel
Statis
Adalah variabel yang
tidak dapat dirubah keberadaanya. Misalnya: Jenis kelamin. Andaikata hasil
penelitian menunjukkan sesuatu yang merupakan akibat dari variabel-variabel
tersebut, maka peneliti tidak bisa mengubah atau mengusulkan untuk mengubah
variabel yang dimaksud. Contoh: pebedaan keberhasilan berdagang antara
laki-laki dengan perempuan. Dari penelitioan tersebut, maka diketahui bahwa
pedagang laki-laki lebih berhasil dibanding dengan pedagang perempuan.
Kesimpulan akhir ini tidak dapat dirubah dengan cara merubah jenis kelamin
perempuan menjadi laki-laki agar kesimpulan dapat berubah.
2. Variabel
Dinamis
Adalah variabel yang
dapat diubah keberadaannya berupa pengubahan, peningkatan atau penurunan.
Contoh: dari judul
penelitian “Pengaruh Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar”. Kesimpulan
dari penelitian tersebut misalkan “motivasi belajar yang tinggi akan
meningkatkan prestasui belajar, sebaliknya motivasi bel;ajar yang rendah akan
menurunkan prestasi belajar”. Dalm hal ini variabel dependen dan variabel
independennya dapat diubah. Agar prestasi belajar tinggi/ tidak rendah, maka
prestasi belajar harus ditingkatkan dan sebaliknya.
BAB
III
KESIMPULAN
1. Variabel penelitian adalah suatu atribut atau
sifat ataub nilai dari seorang atau obyek penelitian yang memiliki variasi
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulan.
2. Variabel
dapat dikelompokkan dalam, beberapa jenis:
a. Berdasarkan
hubungan antar variabel, dikelompokkan menjadi 5, yaitu:
Ø Variabel
Independen
Ø Variabel
Dependen
Ø Variabel
Moderator
Ø Variabel
Intervening
Ø Variabel
Kontrol
b. Berdasarkan
obyek penelitian, dibagi menjadi 2, yaitu:
Ø Variabel
kualitatif
Ø Variabel
kuantitatif, variabel ini dibagi lagi menjadi 2 yaitu:
1. Variabel
Distrit
2. Variabel
Kontinuen, variabel ini dibagi lagi menjadi 3, yaitu:
1. Variabel
Ordinal
2. Variabel
Interval
3. Variabel
Ratio
c. Berdasarkan
sifatnya, variabel dibagi menjadi 2, yaitu:
Ø Variabel
Statis
Ø Variabel
Dinamis
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto,
Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Cet.13.
Sugiyono.
2005.Metode penelitian kuntitatif, kualitatif dan R & D. Bandung: ALFABETA.
Tanzeh,
Ahmad. 2009. Pengantar Metode Penelitian.
Yogyakarta. Teras.
POPULASI DAN SAMPEL
BAB
I
PENDAHULUAN
A.Latar
belakang
Penggunaan
metode ilmiah yang bersifat formatif dan sistematis untuk mempelajari suatu
masalah merupakan pengertian dari penelitian (Riset). Pada dasarnya ada tiga
fungsi dan peran penelitian adalah
menentukan manusia memperoleh pengetahuan
baru, memperoleh jawaban atas suau pertanyaan atau memberi pertanyaan
atau pemecahan atas suatu masalah. Oleh karena itu diperlukan metode agar
mempermudah penelitian.
Suatu penelitian
dapat bersifat penelitian populasi jika seorang peneliti meneliti seluruh
subjek diluar wilayah sedangkan penelitian sampel jika peneliti hanya meneliti
sebagian dari subjek peneliti. Pertimbangan yang diambil untuk tidak meneliti
seluruh subjek atau penelitian populasi karena terbatasnya biaya, waktu dan
tenaga atau mungkin memang tidak perlu demikian karena dengan mengambil
sebagian dari populasi sudah dapat mencerminkan sifat populasinya.
B. Rumusan
Masalah
1. Apa
pengertian dari populasi dan sampel ?
2. Bagaimana
tempat penelitian populasi dan sampel ?
3. Apakah
yang dimaksud dengan penelitian populasi dan penelitian sampel ?
4. Bagaimana
cara menentukan jumlah subjek ?
5. Sebutkan
macam-macam teknik sampling ?
C. Tujuan
Pembahasan
1. Mengetahui
pengertian populasi dan sampel.
2. Mengetahui
tempat penelitian populasi dan sampel.
3. Memahami
maksud penelitian populasi dan populasi sampel.
4. Mengetahui
cara menentukan jumlah subjek.
5. Menyebutkan
macam-macam teknik sampling.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.Pengertian
Populasi dan Sampel
Populasi
merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/ subjek yang mempunyai
kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi
juga objek dan benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah
yang ada pada objek/ subjek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh
karakteristik yang dimiliki oleh subjek atau objek itu.
Misalkan akan
melakukan penelitian di sekolah X, maka sekolah X merupakan populasi. Sekolah X
mempunyai sejumlah orang atau subjek dan objek yang lain. Hal ini berarti
populasi dalam arti jumlah atau kuantitatif. Satu orang pun dapat digunakan
sebagai populasi, karena satu orang itu mempunyai berbagai karakteristik,
misalnya gaya bicaranya, disipllin pribadi, hobi, cara bergaul, kepemimpinannya
dan lain-lain. Misalnya akan melakukan penelitian tentang kepemimpinan presiden
Y maka kepemimpinannya itu merupakan sampel dari semua karakteristik yang dimiliki
presiden Y.
Sedangkan Sampel
adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua
yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga, dan waktu,
maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang
dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan dapat diberikan untuk populasi.
untuk itu sampel yang akan diambil dari populasi harus betul-betul
representative (mewakili).
Bila sampel
tidak representatif, maka ibarat orang buta disuruh menyimpulkan karakteristik
gajah. Satu orang memegang telinga gajah maka ia menyimpulkan gajah itu seperti
kipas. Orang yang kedua memegang badan gajah, maka ia menyimpulkan gajah itu
seperti tembok besar. Satu orang lagi memegang ekornya, maka ia menyimpulkan
gajah itu kecil seperti seutas tali. Begitulah kalau sampel yang dipilih tidak
representative, maka ibarat 3 orang buta itu yang membuat kesimpulan salah
tentang gajah.
B.Tempat
Penelitian
Yang dimaksud
dengan tempat penelitian adalah tempat dimana proses studi yang digunakan untuk
memperoleh pemecahan masalah penelitian berlangsung. Hal ini yang selalu muncul
dalam kaitannya dengan metodologi penelitian yaitu tempat penelitian. Ada
beberapa macam tempat penelitian, tergantung bidang ilmu yang melatarbelakangi
studi tersebut. Untuk bidang ilmu pendidikan maka tempat penelitian tersebut
dapat berupa kelas, sekolah, lembaga pendidkan dalam satu kawasan. Sedangkan
untuk bidang ilmu teknik, alam, kedokteran, kimia, pertanian, peternakan, dan
sebagainya tempat penelitian bisa dalam laboratorium yang kondisi dan situasi
seperti : suhu, waktu, dan variable yang diperlukan, dikendalikan dengan
standar tertentu misalnya 20 derajat Celsius. Bidang-bidang tersebut biasanya
erat kaitannya dengan penelitian eksperimen yang tempatnya mungkin dalam bentuk
tabung, bengkel, petak-petak sawah dan sebagainya.
Untuk ilmu
social, ekonomi, dan politik, tempat penelitian dapat berupa tempat dimana
kegiatan manusia berlangsung, daerah provinsi, atau dalam satu negara,
pertokoan, persahaan, tempat perdagangan, dan masinh banyak lagi yang lain.
Contoh penelitian yang menunjukkan secara jelas tempat penelitian dapat dilihat
seperti berikut ini. Tempat penelitian adalah industry yang terletak dikawasan
industry Makasar, Kota Madya Makasar.
C.Penelitian
Populasi dan Penelitian Sampel
Populasi adalah
keseluruhan subjek penelitian, apabila seseorang ingin meneliti semua elemen
yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian
populasi.
Batasan penelitian yang mesti ada dan ditemui dalam setiap penelitian adalah
penelitian populasi. Populasi menurut Isaac (1985) tidak lain adalah elemen
penelitian yang hidup dan tinggal bersama-sama dan secara teoritis menjadi
target hasil penelitian.
Jadi, populasi
pada prinsipnya adalah semua anggota kelompok manusia, peristiwa atau benda
yang tinggal bersama dalam satu tempat dan secara menjadi target kesimpulan
hasil akhir suatu penelitian.
Sebagian dari
jumlah populasi yang diteliti kemudiaan diambil datanya. Data yang terkumpul
kemudian dianalisis. Sebagian dari jumlah populasi yang dipilih untuk sumber
data tersebut disebut sampel.Sedangkan penelitian Sampel adalah jika kita ingin
meneliti sebagian dari populasi.
D.Menentukan
Jumlah Subjek
Jika jumlah
populasi terlalu besar, maka diambil sebagian dari jumlah total populasi.
Sedangkan untuk populasi kecil, sebaiknya seluruh populasi digunakan sebagai
sumber pengambilan data. Sebagian dari populasi yang terpilih untuk penelitian
ini jumlahnya harus memenuhi syarat mewakili populasi yang ada.
Seorang peneliti
muda umumnya akan bertanya mengenai berapa jumlah sampel dalam suatu penelitian
? ada hukum statistika dalam menentukan jumlah subjek penelitian. Hokum
tersebut adalah semakin besar jumlah sampel yang digunakan dalam studi semakin
kuat dan merefleksikan keadaan populasi yang ada. Jumlah sampel yang digunakan
dalam penelitian juga tergantug dari keadaan populasi. Jika keadaan populasi
homogen atau mempunyai karakteristik sama maka jumlah sampel dapat lebih kecil.
Sebagai contoh dalam penelitian eksperimen, seorang mahasiswa teknik mengambil
beberapa contoh bahan : kuningan, alumunium, atau besi lunak sebagai sampel
penelitian.
Walaupun
pemakaian jumlah subjek yang besar itu sangat dianjurkan, ada kemungkinan bahwa
seorang peneliti mempunyai tiga factor keterbatasan, yaitu waktu yang sempit,
kemampuan menganalisis terbatas, dan keterbatasan biaya guna menyelesaikan
proses penelitian secara komprehensif. Kondisi yang demikian cenderung
memotivasi peneliti untuk mencari alternative lain, sehingga penelitian tetap
dapat dipenuhi. Berikut adalah beberapa cara untuk menentukan jumlah subjek
penelitian sekecil mungkin dan masih dalam kerangka statistika yang diizinkan.
1.
Menggunakan Formulatif Empirik.
Yang
dianjurkan oleh (Isaac dan Michael, 1981-1982) dan dapat ditulis sebagai
berikut :
x 2.N.P.(1-P)
S
= d2(N-1)+
x2P(1-P)
Keterangan:
S = Ukuran sampel
N = Ukuran populasi
P = Proporsi dalam populasi
d = Ketelitian (eror)
x2
= harga tabel chi-kuadrat untuk ∞ tertentu.
2.
Menggunakan Perhitungan Uji Daya.
Uji
daya dapat dipergunakan untuk menentukan besarnya jumlah sampel. Menurut sujana
(1984: 250), formula tersebut dipengaruhi oleh beberapa factor seperti:
a. Parameter
yang digunakan.
b. Cara
pengujian yang dilakukan menggunakan satu ekor atau dua ekor.
c. Besarnya
kekeliruan yang diizinkan.
d. Besarnya
simpangan baku yang diterima.
E. Macam-Macam
Teknik Sampling
Teknik Sampling
merupakan teknik pengumpulan data yang digunakan dalam menentukan sampel.
Macam-Macam teknik sampling diantaranya sebagai berikut:
Dengan
penjelassan sebagai berikut :
1. Probability
Sampling
Merupakan teknik pengambilan sampel
yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi. Teknik
ini meliputi:
a. Simple
random sampling
Cara pemilihan sample random adalah cara
pengambilan sampel yang besarnya n dari suatu populasi terbatas yang besarnya N
sedemikian hingga tiap unit sampel ini memiliki peluang yang sama untuk
dipilih.
Pemilihan sample random merupakan proses
pemilihan sample sedemikian rupa sehingga semua orang dalam populasi mempunyai
kesempatan dan kebebasan yang sama untuk terpilih sebagai sample. Misalnya
seseorang Kepala Kantor Dinas Pendidikan dan kebudayaan akanmemilih sample dari
guru-guru untuk mengetahui sikap guru-guru tersebut terhadap pelaksanaan
program “supervise kelas” di lingkungan kantor wilayah yang bersangkutan ia
akan dibantu oleh peneliti , peneliti yang ditugaskan akan menggunakan
langkah-langkah sebagai berikut memilih sample:
1. Menentukan
populasi, jumlah populasi guru pada Dinas Pendidikan tersebut adalah misalnya
5.000.
2. Menentukan
besar sample, misal jumlah sample yang dikehendaki adalah 10 % dari 5.000 atau 500 guru.
3. Kepala
kantor wilayah memberikan daftar guru-guru tersebut pada peneliti.
4. Denga
menggunakan daftar tersebut, masing-masing guru diberi nomor 0000 sampai 4999.
5. Nomor
random permulaan ditentukan dengan memilih nomor sembarangan (nomor yang
digarisbawahi) seperti berikut ini 59058; 11859; 53634; 48078; 71710; 83942;
33278.
6. Karena
populasi 5.0000 anggota peneliti hanya memperhatikan empat digit terakhir dari
nomor tersebut, jadi dalam hal ini angka tersebut adalah 3634.
7. Pada
guru yang diberi nomor 3634. Oleh karena itu guru itu termasuk terpilih sebagai
sampel.
8. Nomor
selanjutnya adalah 48708. Empat digit terakhir adalah 8708. Karena hanya ada
5000 guru, tidak ada guru yang diberi nomor 8708. Oleh karena itu nomor
tersebut tidak termasuk sampel.
9. Dengan
menggunakan langkah-langkah tersebut nomor-omor sisanya 1710, 3942, 3278
terpilih sebagai sampel. Langkah ini akan dipakai untuk nomor-nomor selanjutnya
hingga 500 guru terpilih.
b. Proportionate stratified random sampling
Pemilihan sampel strata adalah proses
pemilihan sampel sedemikian rupa sehingga semua subkelompok pada populasi
diwakili pada sampel dengan perbandingan sesuai dengan jumlah yang ada dalam
populasi. Pemilihan sampel strata menempuh langkah-langkah sebagai berikut:
1. Tentukan
dan sebutkan populasinya.
2. Tentukan
besarnya sampel yang dikehendaki.
3. Identifikasikan
variabel-variabel dan subkelompok
(strata) yang dianggap menjamin perwakilan yang tepat (dengan perbandingan atau
sama)
4. Klasifikasikan
semua anggota populasi.
5. Pilihan
dengan cara random sejumlah individu yang dikehendaki dari masing-masing
subkelompok.
c. Disproportionate
stratified random
Teknik ini digunakan untuk menentukan
jumlah sampel, bila populasi berstrata tetapi kurang proporsional. Misalnya
pegawai dari unit kerja tertentu mempunyai; 3 orang lulusan S3, 4 orang lulusan
S2, 90 orang S1, 800 orang SMU, 700 orang SMP, maka tiga orang lulusan S3 dan
empat orang S2 itu diambil semuanya sebagai sampel karena dua kelompok ini
terlalu kecil bila dibandingkan dengan kelompok S1, SMU, dan SMP.
d. Sampling
area (cluster) sampling (sampling menurut daerah).
Pemilihan sampel cluster adalah
pemilihan sampel dimana yang dipilih secara random bukan individual, tetapi
kelompok-kelompok. Semua anggota(kelompok) mempunyai karakteristik yang sama.
tetapi setiap kelompok lengkap dari karakteristik sama disebut cluster.
Pemilihan sampel secara cluster menempuh langkah-langkah sebagai berikut:
1. Tentukan
dan definisikan populasi.
2. Tentikan
jumlah sampel-sampel yang dikehendaki.
3. Tentukan
dan definisikan cluster secara logis.
4. Sebutkan
cluster-cluster tersebut yang terkandung dalam populasi.
5. Taksirkan
jumlah rata-rata anggota populasi setiap cluster.
6. Tentukan
jumlah cluster yang diperlukan dengan membagi besarnya sampel dengan ukuran
cluster yang ditaksir.
7. Pilih
secara random jumlah cluster yang dibutuhkan.
8. Masukkan
pada penyelidikan itu semua anggota populasi pada tiap-tiap cluster yang
dipilih.
2. Non
Probability Sampling
Teknik pengambilan
sampel yang tidak memberi peluang atau kesempatan sama bagi setiap unsur atau
anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Teknik sampel ini meliputi :
a. Sampling
Sistematis
Sampling
sistematis adalah teknik pengambilan sampel berdasarkan urutan dari anggota
populasi yang telah diberi nomor urut. Misalnya anggota populasi yang terdiri
dari 100 orang. Dari semua anggota itu diberi nomor urut, yaitu nomor 1 sampai
dengan nomor 100. Pengambilan sampel dapat dilakukan dengan nomor ganjil saja,
genap saja, atau kelipatan dari bilangan tertentu, misalnya kelipatan dari
bilangan 5. Untuk ini maka yang diambil sebagai sampel adalah nomor 1, 5, 10,
15, 20, dan seterusnya sampai 100.
b. Sampling
Kuota
Sampling
kuota adalah teknik untuk menentukan sampel dari populasi yang mempunyai
ciri-ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang diinginkan. Sebagai contoh, akan
melakukan penelitian tentang pendapat masyarakat terhadap pelayanan masyarakat
dalam urusan ijin mendirikan bangunan. Jumlah sampel yang ditentukan 500 orang.
Kalau mengumpulkan data belum didasarkan pada 500 orang tersebut, maka
penelitian dipandang belum selesai, kareana belum memenuhi kuota yang
ditentukan.
Bila
pengumpulan data dilsakukan secara kelompok yang terdiri atas 5 orang pengumpul
data, mala setiap anggota kelompok harus dapat menghubungi 100 orang anggota
sampel, atau 5 orang tersebut harus dapat mencari data dari 500 anggota sampel.
c. Sampling
Insidental
Sampling insidental adalah teknik
penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetylan
atau insidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila
dipanddang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data.
d. Sampling
Purposive
Sampling purposive adalah teknik
penentuan sampeldengan pertimbangan tertentu. Misalnya akan melakukan
penelitian tentang kualitas makanan, maka sampel sumber datanya adalah orang
yang ahli makanan, atau penelitian tentang kondisi politik di suatu daerah,
maka sampel sumber datanya adalah orang yang ahli politik.
e. Sampling
Jenuh
Sampling jenuh adalah teknik
penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini
sering digunakan bila jumlah populasi relatif kecil, kurang dari 30 orang, atau
penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil.
Istilah lain sampel jenuh adalah sensus, dimana semua anggota populasi
dijadikan sampel.
f. Snowball
Sampling
Snowball
Sampling adalah teknik penentuan sampel yang
mula-mula jumlahnya kecil, kemudian membesar. Ibarat bola salju yang
menggelinding yang lama-lama menjadi besar. Dalam penentuan sampel,
pertama-tama dipilih satu atau dua orang, tetapi karena dengan dua orang ini
belum merasa lengkap terhadap data yang diberikan, maka peneliti mencari orang
lain yang dipandang lebih tahu dan dapat melengkapi data yang diberikan oleh
dua orang sebelumnya. Begitu seterusnya, sehingga jumlah sampel semakin banyak.
BAB
III
PENUTUP
a. Kesimpulan
Populasi merupakan wilayah generalisasi yang
terdiri atas: objek/ subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu
yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.
Sedangkan Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut.
Tempat penelitian dimana proses studi yang
digunakan untuk memperoleh pemecahan masalah penelitian berlangsung. Dalam ilmu
pendidikan maka dapat berupa kelas, sekolah, lembaga pendidkan dalam satu
kawasan. Untuk ilmu teknik, alam, kedokteran, kimia, pertanian, peternakan, dan
sebagainya bisa dalam laboratorium yang kondisi dan situasi seperti : suhu,
waktu, dan variable yang diperlukan, dikendalikan dengan standar tertentu.
Penelitian
populasi merupakan keseluruhan subjek penelitian, apabila seseorang ingin
meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian. Sedangkan penelitian
Sampel adalah jika kita ingin meneliti sebagian dari populasi.
Beberapa cara
untuk menentukan jumlah subjek penelitian sekecil mungkin dan masih dalam
kerangka statistika yang diizinkan diantaranya: Menggunakan Formulatif Empirik
dan Menggunakan Perhitungan Uji Daya.
Macam-macam
teknik sampling dibagi menjadi dua yaitu: Probability Sampling yang meliputi
Simple random sampling, Proportionte stratified random sampling,
Disproportionate stratified random sampling dan Area (cluster) sampling (sampling
menurut daerah). Untuk Non Probability Sampling meliputi Sampling Sistematis,
Sampling Kuota, Sampling Incidental, Purposive Sampling, Sampling Jenuh dan
Snowball Sampling.
b. Saran
DAFTAR
PUSTAKA
Ahmadi,
Hamid. 2011. Metode Penelitian
Pendidikan. Bandung: Alvabeta, cv.
Subana;
Sudrajat. 2003. Dasar-dasar Penelitian
Ilmiah. Bandung: CV Pustaka Setia
Sugiono.
2010. Metode Penelitian Pendidikan;
Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alvabeta, cv.
KONSEP DASAR TENTANG SUMBER DATA, TEKNIK PENGUMPULAN DATA,
INSTRUMENT PENELITIAN DAN VALIDITAS SERTA RELIABILITAS INSTRUMENT PENELITIAN
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Seseorang peneliti harus segera memikirkan tindak lanjut setelah
dia berhasil merumuskan konsep variabel-variabel dalam penelitiannya.
Variabel-variabel tersebut merupakan titik tolak tindakan selanjutnya yang
harus dilakukan. Dalam tinjauan literature misalnya, peneliti berusaha mencari
informasi untuk mendukung konsep variabel-variabel dan hubungan antara variabel
sesuai dengan tujuan dan desain penelitiannya. Langkah berikutnya adalah
menentukan alat ukur yang hendak dipakai dalam pengumpulan data
B.
Rumusan Masalah
·
Bagaimana
konsep dasar tentang sumber data?
·
Bagaimana
macam-macam teknik pengumpulan data?
·
Bagaimana
teknik merancang instrument penelitian?
·
Bagaimana
konsep validitas & reliabilitas instrument?
C.
Tujuan
·
Agar mahasiswa
memahami konsep dasar tentang sumber
data.
·
Agar mahasiswa
memahami macam-macam teknik pengumpulan data.
·
Agar mahasiswa
memahami teknik merancang instrument penilitian.
·
Memberikan
pemahaman konsep validitas & reliabilitas instrument.
·
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Konsep Dasar
Tentang Sumber Data
Data
merupakan unit transformasi yang direkam media yang dapat dibedakan dengan data
lain, dapat dianalisis dan relevan dengan problem tertentu. Data haruslah
merupakan keterkaitan antara informasi dalam arti bahwa data harus
mengungkapkan kaitan antara sumber informasi dan bentuk simbolik asli pada satu
sisi. Di sisi lain data harus sesuai dengan teori dan pengetahuan (Krippondorf:
1991).
Sumber data
dalam penelitian adalah subyek dari mana data diperoleh. Apabila penelitian
menggunakan kuesioner atau wawancara dalam pengumpulan datanya , maka sumber
data disebut responden, apabila penelitian menggunakan teknik observasi, maka
sumber datanya bisa berupa benda, gerak, atau proses sesuatu. Apabila
penelitian menggunakan dokumentasi, maka dokumen atau catatanlah yang menjadi
sumber data.
B.
Macam-macam
Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dapat dilakukan
dalam berbagai setting, berbagai sumber, dan berbagai cara. Bila
dilihat dari setting-nya, data dapat dikumpulkan pada setting alamiah (natural
setting), pada laboratorium dengan metode eksperimen, dirumah dengan
berbagai responden, pada suatu seminar, diskusi, di jalan dan lain-lain. Bila
dilihat dari sumber datanya, maka pengumpulan data dapat menggunakan sumber
primer,dan sumber sekunder. Sumber primer adalah sumber data yang
langsung memberikan data kepada pengumpul data, dan sumber sekunder merupakan
sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya
lewat orang lain atau lewat dokumen.
Selanjutnya
bila dilihat dari segi cara atau teknik
pengumpulan data, maka teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan
interview (wawancara), kuesioner (angket), observasi (pengamatan), dokumentasi.
A.
Interview
(wawancara)
Metode wawancara adalah pengumpulan data dengan jalan atau cara
berdialog langsung dengan para responden secara lisan. Jadi metode
wawancara adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan informasi
secara langsung dengan mengungkapkan pertanyaan kepada responden dan
dalam kegiatan wawancara berlangsung pewawancara harus dapat menyesuaikan
dengan situasi dan kondisi lokasi wawancara.
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data
yang dilakukan melalui tatap muka dan tanya jawab langsung antara pengumpul
data maupun peneliti terhadap nara sumber atau sumber data.
Wawancara pada penelitian sampel besar biasanya
hanya dilakukan sebagai studi pendahuluan karena tidak mungkin menggunakan
wawancara pada 1000 responden, sedangkan pada sampel kecil teknik wawancara
dapat diterapkan sebagai teknik pengumpul data (umumnya penelitian kualitatif)
Wawancara terbagi atas wawancara terstruktur
dan tidak terstruktur.
- Wawancara
terstruktur artinya peneliti telah mengetahui dengan pasti apa informasi
yang ingin digali dari responden sehingga daftar pertanyaannya sudah
dibuat secara sistematis. Peneliti juga dapat menggunakan alat bantu tape
recorder, kamera photo, dan material lain yang dapat membantu kelancaran
wawancara.
- Wawancara
tidak terstruktur adalah wawancara bebas, yaitu peneliti tidak menggunakan
pedoman wawancara yang berisi pertanyaan yang akan diajukan secara
spesifik, dan hanya memuat poin-poin penting masalah yang ingin digali
dari responden.
B.
Kuesioner
Angket / kuesioner adalah teknik pengumpulan
data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau
pernyataan kepada orang lain yang dijadikan responden untuk dijawabnya.
Meskipun terlihat mudah, teknik pengumpulan
data melalui angket cukup sulit dilakukan jika respondennya cukup besar dan
tersebar di berbagai wilayah.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan
angket terkait dengan prinsip penulisan angket, prinsip pengukuran dan
penampilan fisik.
- Prinsip
Penulisan angket menyangkut beberapa faktor antara lain :
- Isi dan
tujuan pertanyaan artinya jika isi pertanyaan ditujukan untuk mengukur
maka harus ada skala yang jelas dalam pilihan jawaban.
- Bahasa
yang digunakan harus disesuaikan dengan kemampuan responden. Tidak mungkin
menggunakan bahasa yang penuh istilah-istilah bahasa Inggris pada
responden yang tidak mengerti bahasa Inggris, dsb.
- Tipe dan
bentuk pertanyaan apakah terbuka atau terturup. Jika terbuka artinya
jawaban yang diberikan adalah bebas, sedangkan jika pernyataan tertutup
maka responden hanya diminta untuk memilih jawaban yang disediakan.
- Pertanyaan
tidak mendua artinya pertanyaan tidak mengandung dua arti yang akan
menyulitkan responden.
- Tidak menanyakan yang sudah lupa atau
tidak menggunakan pertanyaan yang menyebabkan responden berpikir keras.
- Pertanyaan
tidak menggiring responden.
- Pertanyaan
tidak boleh tertalu panjang atau terlalu banyak. Kalo terlalu panjang atau
tertalu banyak akan menyebabkan responden merasa jenuh untuk mengisinya.
- Urutan
pertanyaan dimulai dari yang umum sampai ke spesifik, atau dari yang mudah
menuju ke yang sulit, atau di acak.
- Prinsip
Pengukuran memuat seperangkat ujicoba instrumen. Artinya, sebelum
menyebarkan angket, perlu dilakukan beberapa percobaan sehingga selain
diketahui validitas dan reliabilitasnya, juga akan diperoleh estimasi
waktu pengerjaan, tingkat kesulitan dan berbagai hal lainnya.
- Penampilan
Fisik merupakan salah satu daya tarik dan keseriusan responden dalam
mengisi angket. Namun tentu saja, angket yang bagus, terkesan resmi
tentunya memerlukan biaya yang lebih besar dibanding angket yang di cetak
di atas kertas seadanya.
C.
Observasi
Teknik observasi yaitu pengamatan dan
pencatatan sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian
(Margono, 2003:158). Observasi adalah kegiatan pemuatan perhatian terhadap
sesuatu objek dengan menggunakan seluruh alat indera (Arikunto, 2002:133). Observasi
merupakan metode pengumpulan data yang menggunakan pengamatan terhadap obyek
penelitian yang dapat dilaksanakan secara langsung maupun tidak langsung
(Riyanto, 2001:96). Observasi sebagai alat pengumpulan data ini banyak
digunakan untuk mengukuir tingkah laku ataupun proses terjadinya suatu kegiatan
yang dapat diamati baik dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi
buatan.
Obrservasi merupakan salah satu teknik
pengumpulan data yang tidak hanya mengukur sikap dari responden (wawancara dan
angket) namun juga dapat digunakan untuk merekam berbagai fenomena yang terjadi
(situasi, kondisi). Teknik ini digunakan bila penelitian ditujukan untuk
mempelajari perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan dilakukan
pada responden yang tidak terlalu besar.
Participant Observation
Dalam observasi ini, peneliti secara langsung
terlibat dalam kegiatam sehari-hari orang atau situasi yang diamati sebagai
sumber data.
Misalnya seorang guru dapat melakukan observasi
mengenai bagaimana perilaku siswa, semangat siswa, kemampuan manajerial kepala
sekolah, hubungan antar guru, dsb.
Non participant Observation
Berlawanan dengan participant Observation, Non
Participant merupakan observasi yang penelitinya tidak ikut secara langsung
dalam kegiatan atau proses yang sedang diamati.
Misalnya penelitian tentang pola pembinaan
olahraga, seorang peneliti yang menempatkan dirinya sebagai pengamat dan
mencatat berbagai peristiwa yang dianggap perlu sebagai data penelitian.
Kelemahan dari metode ini adalah peneliti tidak
akan memperoleh data yang mendalam karena hanya bertindak sebagai pengamat dari
luar tanpa mengetahui makna yang terkandung di dalam peristiwa.
Alat yang digunakan dalam teknik observasi ini
antara lain : lembar cek list, buku catatan, kamera photo, dan lain-lain.
D.
Dokumentasi
Yang dimaksud dengan metode dokumentasi adalah sekumpulan berkas
yakni mencari data mengenai hal-hal berupa catatan, transkrip, buku, surat
kabar, majalah, prasasti, notulen, agenda, dan sebagainya.
Dari pengertian di atas, dapat dipahami bahwa metode dokumentasi
dapat diartikan sebagai suatu cara pengumpulan data yang diperoleh dari
dokumen-dokumen yang ada atau catatan-catatan yang tersimpan, baik itu berupa
catatan transkrip, buku, surat kabar, dan lain sebagainya.
Alasan
dokumentasi dijadikan data untuk membuktikan penelitian karena dokumen
merupakan sumber yang stabil, dapat berguna sebagai bukti untuk pengujian,
mempunyai sifat yang alamiah, tidak reaktif, sehingga mudah ditemukan dengan
teknik kajian isi, disamping itu hasil kajian isi akan membuka kesempatan untuk
lebih memperluas pengetahuan terhadap sesuatu yang diselidiki.
C.
Teknik
Merancang Instrumen Penelitian
Semua
penelitian melibatkan pengumpulan data untuk menguji hipotesis yang ditetapkan.
Umumnya peneliti menggunakan semacam instrument untuk mengumpulkan data, sering
digunakan instrument yang sudah diterbitkan “standardized instrument”
(instrument yang distandardisasikan). Sebenernya ada tiga cara yang pokok untuk
menguimpulkan data:
1.
Mengadministrasikan
suatu instrument yang distandardisasikan,
2.
Mengadministrasikan
instrument yang diciptakan sendiri,
3.
Mencatat data
yang ada dengan cara biasa (missal indeks prestasi).
Membuat instrument untuk suatu penelitian memerlukan usaha dan
keterampilan khusus. Seain dari pada itu, waktu penelitian kita akan banyak tersita dengan pemb uatan instrument
tersebut. Instrument yang distandardisasikan diciptakan oleh ahli yang sudah
mempunyai keterampilan khusus. Dengan instrument yang distandardisasikan, kita
dapat membandingkan hasil penelitian-penelitian lain dengan instrument yang
sama.
D.
Konsep
Validitas dan Reliabilitas Instrument
1.
Validitas
Validitas adalah suatu
ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrument.
Suatu instrument yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya
instrument yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah.
Sebuah instrument dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang
diinginkan. Sebuah instrument dikatakan valid apabila dapat mengungkap data
dari variabel yang diteliti
secara
tepat. Tinggi rendahnya validitasinstrumen menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul
tidak menyimpang dari gambaran tentang validitas yang dimaksud.
Bahasa sederhananya "alat evalusi atau instrumen-instrumen
yang digunakan bertujuan untuk mengukur apa yang seharusnya di ukur."
Macam-macam Validitas:
a.
Validitas Isi
adalah tingkat dimana suatu tes mengukur
lingkup isi yang dimaksudkan. Validitas
item bertitik tolak pada pertanyaan apakah item-item tes itu mewakili ukuran
ruang lingkup isi yang dikehendaki, validitas sampling bertitik tolak pada
seberapa bagus tes itu mewakili lingkup isi keseluruhan.
b.
Validitas
Konsepsi
Adalah
tingkat dimana suatu tes menguji suatu
tes hipotesis yang dimaksudkan. Suatu konsepsi adalah sifat yang tidak dapat
diamati, misalnya kecerdasan.
c.
Vailiditas
Bersamaan
Adalah
untuk tingkat pada mana nilai-nilai pada suatu tes dihubungkan dengan
nilai-nilai ada pada tes yang lain, tes yang sudah “established”
diadministrasikan pada waktu yang bersamaan atau dihubungkan dengan beberapa
criteria valid lain yang ada pada waktu yang bersamaan.
d.
Validitas
Prediktif
Adalah
tingkat pada mana suiatu tes dapat membuat prakiraan seberapa bagus suatu
individu akan mengerjakan suatu pekerjaan pada suatu situasi mendatang.
Validitas prediktif dari suatu tes ditentukan dengan menciptakan hubungan
antara nilai-nilai pada suatu tes itu dan beberapa ukuran keberhasilan pada
situasi tertentu.
2.
Reliabilitas
Instrument
yang baik tidak akan bersifat tendensius mengarahkan responden untuk memilih
jawaban-jawaban tertentu. Instrument yang sudah dapat dipercaya, yang
direliabel akan menghasilkan data yang dapat dipercaya juga. Apabila datanya
memang benar sesuai dengan kenyataannya, maka beberapa kali pun diambil, tetap
akan sama. Reliabilitas menunjuk pada tingkat keterandalan sesuatu. Reliable
artinya, dapat dipercaya, jadi dapat diandalkan.
a.
Reliabilitas
Eksternal
Ada dua cara untuk menguji reliabilitas eksternal suatu instrument
yakni dengan teknik paralel dan teknik ulang. Apabila penelitian ingin
menggunakan teknik pertama yakni teknik paralel, peneliti mau tidak mau harus
menyusun dua stel instrument. Kedua instrument tersebut sama-sama diujicobakan
kepada sekelompok responden saja (responden mengerjakan dua kali) kemudian
hasil dari dua kali tes uji coba tersebut dikorelasikan, dengan teknik korelasi
product-moment atau korelasi pearson. Dari data dua kali uji coba dari
dua instrument yang satu dipandang sebagai nilai X, yang satu Y. Tinggi
rendahnya indeks korelasi inilah yang menunjukkan tinggi rendahnya reliabilitas
instrument. Oleh karena dalam menggunakan teknik ini peneliti mempunyai dua
instrument dan melakukan dua kali tes, maka disebut teknik double test
double trial.
Teknik reliabilitas eksternal ke dua adalah teknik ulang. Dengan
menggunakan teknik ini peneliti hanya menyusun satu perangkat instrument.
Instrument tersebut diujicobakan kepada sekelompok responden, hasilnya semula
untuk dikerjakan lagi, dan hasil yang kedua juga dicatat. Kemudian kedua hasil
tersebut dikorelasikan. Dengan teknik ini peneliti hanya menggunakan satu tes
tetapi dilaksanakan dua kali uji coba. Maka teknik ini juga disebut sebagai
teknik single test double trial.
b.
Reliabilitas
internal
Reliabilitas
internal diperoleh dengan cara menganalisis data dari satu kali hasil
pengetesan. Ada bermacam-macam cara untuk mengetahui reliabilitas internal.
Pemilihan sesuatu teknim didasarkan atas bentuk instrument maupun selera
peneliti. Kadang-kadang penggunaan teknik yang berbeda menghasilkan indeks
reliabilitas yang berbeda pula. Hal ini
wajar saja karena kadang-kadang dipengaruhi oleh sifat atau karakteristik
datanya sehingga dalam penghitungan diperoleh angka berbeda sebagai akibat
pembulatan angka. Namun demikian untuk beberapa teknik, diperlukan
persyaratan-persyaratan tertentu sehingga peneliti tidak begitu saja memilih
teknik-teknik tersebut.
BAB III
KESIMPULAN
Ø
Sumber data
dalam penelitian adalah subyek dari mana data diperoleh
Ø Teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan interview
(wawancara), kuesioner (angket), observasi (pengamatan), dokumentasi.
Ø Tiga cara yang pokok untuk menguimpulkan data:
1.
Mengadministrasikan
suatu instrument yang distandardisasikan,
2.
Mengadministrasikan
instrument yang diciptakan sendiri,
3.
Mencatat data
yang ada dengan cara biasa (missal indeks prestasi).
Ø
Syarat
instrument penelitian yang memenuhi syarat adalah Valid dan Reliabel
Ø
Validitas
adalah suatu ukuran yang menunjukkan
tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrument.
Ø
Reliable
artinya, dapat dipercaya, dan dapat diandalkan.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto,
Suharsimi.2002. prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:
PT Asdi Mahasatya
Darmadi,
Hamid.2011. metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta
Sugiyono.2010.
Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan
R&D.Bandung: Alfabeta
Tanzeh,
Ahmad.2009. Pengantar Metode Penelitian. Yogyakarta: Teras
PENELITIAN TINDAKAN KELAS
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Guru
mengemban tugas yang berat untuk tercapainya tujuan pendidikan nasional yaitu
meningkatkan kualitas manusia Indonesia, manusia seutuhnya yang beriman dan
bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian,
berdisiplin, bekerja keras, tangguh, bertanggung jawab, mandiri, cerdas dan
terampil serta sehat jasmani dan rohani, juga harus mampu menumbuhkan dan
memperdalam rasa cinta terhadap tanah air, mempertebal semangat kebangsaan dan
rasa kesetiakawanan sosial. Sejalan dengan itu pendidikan nasional akan mampu
mewujudkan manusia-manusia pembangunan dan rnembangun dirinya sendiri serta
bertanggung jawab atas pembangunan bangsa. Depdikbud (1999).
Namun
dalam realitasnya saat ini tidak sedikit permasalah yang terjadi dalam proses
pembelajaran dalam kelas.dari sisw yang sulit dikendalikan, tidak
memperhatikan, tidak bisa menangkap pelajaran hingga akhirnya nilai akhir yang
tidak memuaskan Hal ini jika tidak segera diatasi maka proses pembelajaran
tidak akan berjalan dengan baik.
Dengan
adanya kasus semacam ini maka diperlukan bagi para guru untuk bisa melakukan
penelitian tindakan kelas. Dengan melakukan penelitian ini diharapkan segala
sesuatu yang terjadi dalam kelas bisa segera evaluasi dan diberikan tindakan
yang tepat. Oleh karenanya dalam makalah ini kami sampaikan beberapa hal
berkenan dengan penelitian tindakan dalam kelas.
B. Rumusan Masalah
a.
Pengertian Penelitian Tindakan
Kelas
b.
Karakter Penelitian Tindakan
Kelas
c.
Tujuan dan manfaat Penelitian
Tindakan Kelas
d.
Model Penelitian Tindakan Kelas
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas
Kata penelitian terjemahan
dari bahasa Inggris, Research. Penelitian tindakan kelas mempunyai berbagai
aturan dan langkah. Penelitian tindakan kelas merupakan terjemahan dari Classroom Research, yaitu satu action research yang dilakukan oleh guru
di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk
memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi
menjadi meningkat.
Ada beberapa definini tenntang Penelitian Tindakan kelas ini.
Suharsimi mendefinisikan penelitian tindakan kelas melelui pemaparan gabungan
definisi dari kata “Penelitian”, “tindakan” dan “kelas”. Penelitian adalah
kegiatan pengamatan terhadap suatu obyek dengan sebuah methode tertentu untuk
memperoleh informasi atau data yang bermafaat bagi peningkatan mutu suatu
hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti. Tindakan adalah suatu gerak
kegiatan yang sengaja dilakukan dengan
tujuan tertentu, yang biasanya berbentuk rangkaian siklus kegiatan.sedangkan
kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama menerima pelajaran
dari guru.Jadi menurut Suharsimi, PTK adalah suatu pencermatan terhadap
kegiatan belajar berupa sebuah tindakan yang sebgaja dimunculkan dan terjadi
dalam sebuah kelas secara bersama yang diberikan
oleh seorang guru dan dilakukan oleh siswa.
Menurut Suhardjono
mendefinisikan PTK adalah penelitian tindakan yang dilakukan dikelas dengan
tujuan memperbaiki atau meningkatkan mutu praktek pembelajar. Sedangkan Rustam
dan Mundilarto mendefinifikan PTK adalah sebuah penelitian yang dilakukan oleh
guru dikelasnya sendiri dengan jalan merancang , melaksanakan, dan
merefleksikan tindakan secara kalaboratuf
an partisipatif dengan tujuan
memperbaiki kinerja guru sehingga hasil belajar siswa meningkat.
Komponen-komponen dalam kelas
yang dapat dikaji melalui penelitian tindakan
kelas meliputi :
a.
Siswa,sebagai
peserta didik dalam proses belajar
b. Guru, sebagai pengajar dalam kelas
c.
Materi
Pelajaran
d.
Peralatan atau sarana pendidikan
e.
Hasil belajar
f.
Lingkungan sekolah
g.
Pengelolaan
B.
Karakteristik
Penelitian Tindakan Kelas
Suharjono mengajukan beberapa kateristik penelitian tindakan kelas
sebagai berikut :
a.
Adanya tindakan (Action) yang dilakukan secara alami dan ditujukan untuk
memecahkan masalah praktis.
b.
Penelitian tindakan kelas merupakan kegiatan penelitian yang tidak hanya
berupaya memcahkan masalah tapi sekaligus mencari dukungan ilmiah.
c.
Hal yang dihasilkan bukan hasil dari kajian teoritik saja tapi berasal
dari dari permasalahan yang nyata dan aktual yang terjadi dalam kelas
d.
Penelitian dimulai dari hal-hal yang dari permasalahan yang sederhana,
nyata jelas, dan tajam mengenai hal-hal yang terjadi dalam kelas.
e.
Adanya kalaborasi antara praktisi dalam hal ini guru, murid dan pihak
sekolah dengan peneliti shingga bisa menghasilkan keputusan tindakan yang tepat
C.
Tujuan dan manfaat Penelitian Tindakan Kelas
Secara
umum tujuan Penelitian tindkan kelas menurut Suhardjono sebagai berikut :
a.
Meningkatkan mutu,
masukan, proses, serta hasil pembelajaran dikelas
b.
Membantu guru dan
para pendidik mengatasi maslah dpendidikan dalam kelas
c.
Meninhkatkan sikap
profesionalitas pendidik dan tenaga pendidik
d.
Menumbuh kembangkan
budaya akademik dilinkugan sekolah
Dengan
dilaksanakan penelitian tindakan dalam kelas maka, ada bebarapa manfaat yang
bisa diambil.diantaranya :
a.
Inovasi pembelajaran
Seoarang guru perlu memiliki keinginan untk
selalu mengubah, mengembangkan dan meningkatkan gaya mengajarnya agar
menghasikan meodel pembelajaran yang sesuai dengan tuntutan kelasnya sebab
dihadapan para guru pasti ada siswa-siswa yang terus berganti setiap tahunnya
b.
Mengembangkan
kurikulum
Guru mempunyai tanggungjawab terhadap
pengembangan kurikulum dalam setiap tingkat sekolah atau kelas. Ii sangat
relevan dengan dengan kurikulumm yang dikembangkan dalam disekolah saat ini yaitu KTSP ”Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan”
c.
Peningkatan
profisionalisme guru
Sudah seharusny aguru yang profesional dapat
melihat dn menlai sendiri secara kritis terhadap praktek mengajarnya di kelas.
Dengan melihat, mengkaji dan mengevaluasi kinerjanya sendiri kemudian
direfleksinkan dan diperbaiki, pada akhirnya guru akan memperoleh kemandirian
secara profesional.
D.
Model Penelitian Tindakan Kelas
Setidaknya ada 4 model penelitian Tindakan dalam
kelas
1.
Model guru sebagai peneliti
Model ini Guru sebagai
peneliti yang bertindak penuh dalam proses perencanaan, tindakan, observasi,
dan refleksi. tujuan utama penelitian adalah untuk meningkatkan praktek-praktek
pembelajaran dikelas.
2.
Model Kalaborasi
Model ini melibatkan
bebrapa pihak, baik guru, kepala sekolah, dan peneliti dari perguruan tinggi
yang berkerja secara simultan dan serempak.tujuannya adlah untuk meningkatkan
kualitas praktek pembelajaran, memberikan sumbangan teori pembelajaran dan
meningkatkan karier guru.
3.
Model simultan terinegrasi
Model ini melibatkan
guru dan peneliti dari perguruan tinggi. Tujuannya ada dua, pertama memecahkan
persoalan-persoalan praktis dalam pembelajaran, dan kedua menghasilkan
pengetahuan dalam bidang pembelajaran di kelas.
4.
Model administrasi sosial ekspremental
Model ini lebih
menekankan pada dampak dari kebijakan dan praktik pembelajaran. Guru juga tidak
dilibatkan dalam proses perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi terhadap
praktek pembelajarannya di kelas. Peneliti
berasal dari luar sekolah tanpa melibatkan guru walau yang diteliti ada
didalam kelas.
Selain model-model
diatas ada beberapa model lain dalam penelitian tindakan dalam kelas, yaitu :
1.
Model Diagnosis
Model ini dirancang
untuk menuntun kearah yang lebih spisifik, sistematis, terencana dan tajam
terhadap satu persoalan saja.
2.
Model Partisipan
Orang yang hendak
melakukan penelitian harus sejak awal sudah terlibat dalam prosos penelitian.
Sejak dari penemuan maslah,perumusan masalah,rencana tindakan, pelaksanaan
observasi,refleksi hasil, analisis dan pemaknaan hasil juga kesimpulan.
3.
Model empiris
Dasar pemikiran
model ini adalah melakukan sesuatu serta mencatat dan membukukan apa yang
dlakukan dan apa yang terjadi. Secara ideal model ini dilakukan oleh satu
kelompok atau beberapa kelompok.
4.
Model eksperimental
Penelitian model ini
merupakan penelitian yang memiliki nilai sangat potensial bagi kemajuan
pengetahuan ilmiah. Namun demikian model ini juga menjadi model yan paling
sulit dilaksanakan sebab harus dilakukan berulang-ulang disamping adanya kekurangan
atau keterbatasan peneliti.
BAB III
Penutup
Kesimpulan
Pengertian
Penelitian Tindakan Kelas
Kata penelitian
terjemahan dari bahasa Inggris, Research. Penelitian tindakan kelas mempunyai
berbagai aturan dan langkah. Penelitian tindakan kelas merupakan terjemahan
dari Classroom Research, yaitu satu action research yang dilakukan oleh guru
di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk
memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi
menjadi meningkat.
Karakteristik Penelitian Tindakan Kelas
a.
Adanya tindakan (Action) yang dilakukan secara alami dan ditujukan untuk
memecahkan masalah praktis.
b.
Penelitian tindakan kelas merupakan kegiatan penelitian yang tidak hanya
berupaya memcahkan masalah tapi sekaligus mencari dukungan ilmiah.
c.
Hal yang dihasilkan bukan hasil dari kajian teoritik saja tapi berasal dari
dari permasalahan yang nyata dan aktual yang terjadi dalam kelas
d.
Penelitian dimulai dari hal-hal yang dari permasalahan yang sederhana,
nyata jelas, dan tajam mengenai hal-hal yang terjadi dalam kelas.
e.
Adanya kalaborasi antara praktisi dalam hal ini guru, murid dan pihak
sekolah dengan peneliti shingga bisa menghasilkan keputusan tindakan yang tepat
Tujuan dan manfaat Penelitian Tindakan Kelas
1.
Meningkatkan mutu,
masukan, proses, serta hasil pembelajaran dikelas
2.
Membantu guru dan
para pendidik mengatasi maslah dpendidikan dalam kelas
3.
Meninhkatkan sikap
profesionalitas pendidik dan tenaga pendidik
4
Menumbuh kembangkan
budaya akademik dilinkugan sekolah
Manfaat yang bisa diambil dari
PTK
1.
Inovasi pembelajaran
2.
Mengembangkan
kurikulum
3.
Peningkatan profisionalisme
guru
Model Penelitian Tindakan Kelas
i.
Model guru sebagai peneliti
ii.
Model Kalaborasi
iii.
Model simultan terinegrasi
iv.
Model administrasi sosial ekspremental
Daftar Pustaka
Suryo Subroto. B.
Drs. Managemen Pendidikan Sekolah.2004 Jakarta. PT.Rineka Cipta
Asrori Mohammad, H.
Prof. Dr. Penelitian Tindakan Kelas,2007.Bandung. CV. Wacana Prima
Subali , Bambang, METODOLOGI PENELITIAN PENDIDIKAN BIOLOGI (e-book), Universitas
Negeri Jogjakarta, 2010, hal 3
Fahurrahman,
Pupuh, METODE PENELITIAN. Pustaka Setia: Bandung, 2011, hal 81
Suharsimi Arikunto, 2002 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan
Praktek,Jakarta: PT Asdi Mahasatya hal145